Halo sobat pemilih, selesai sudah perhelatan pemilihan pilkada tahun 2024 di kabupaten Wonogiri. Kamis, 20 Februari 2025 bertempat di istana negara, presiden Prabowo Subianto resmi melantik 33 gubernur dan wakil gubernur, 362 bupati dan wakil bupati, 85 walikota dan wakil walikota.
Tapi jangan salah ya, dibeberapa provinsi, kabupaten/kota masih ada perselisihan hasil suara pilkada tahun 2024 sehingga para pemenang didaerah tersebut belum bisa dilantik.
Melansir suarabaru.com masih ada sebanyak 249 daerah terdapat gugatan pilkada tahun 2024. Rincianya yakni 16 provinsi, 190 kabupaten dan 43 kota.
Di kabupaten Wonogiri pasangan Setyo Sukarno-Imron Rizkiyarno (Setia) berhasil mengalahkan pasangan Tarso- Kristian Teguh Suryono (Tangguh).
Pasangan Setyo Sukarno-Imron Rizkiyarno (Setia) memperoleh suara sebanyak 308.045 suara atau 54,65 persen. Sedangkan pasangan Tarso- Kristian Teguh Suryono (Tangguh) memperoleh suara sebanyak 255.595 suara atau 45,35 persen.
Dalam persaingan pilkada tahun 2024 dikabupaten Wonogiri, pasangan Setyo Sukarno-Imron Rizkiyarno, diusung oleh partai PDIP, Gerindra, PAN dan partai Nasdem.
Sedangkan pasangan Tarso- Kristian Teguh Suryono (Tangguh) diusung oleh partai PKB, partai Golkar, partai Buruh, partai Gelora, partai PKS, partai Demokrat dan partai Perindo.
Evaluasi Pilkada tahun 2024 di Wonogiri
Evaluasi merupakan amanah undang-undang no 1 tahun 2015 tentang penetapan peraturan pemerintah pengganti undang-undang nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan gubernur, bupati dan walikota menjadi undang-undang pasal 11 huruf s, dan pasal 13 huruf t yaitu, KPU provinsi, dan KPU kabupaten/kota bertugas “melakukan evaluasi dan membuat laporan penyelenggaraan pemilihan gubernur, bupati dan walikota”.
Saat focus group discussion yang dilaksanakan oleh KPU kabupaten Wonogiri rabu, 19 Februari 2024 di hotel golden resto kecamatan Wonogiri, para peserta FGD yang terdiri dari peserta pilkada, stake holder terkait, bawaslu dan media masa banyak memberikan apresiasi karena KPU kabupaten Wonogiri berhasil melaksanakan penyelenggaraan pilkada tanpa adanya gugatan yang dilayangkan pasangan calon di mahkamah konstitusi.
Salah satu ukuran keberhasilan di pemungutan suara pilkada yakni tidak adanya pemungutan suara ulang yang terjadi.
Pilkada tahun 2024 di kabupaten Wonogiri berjalan dengan kondusif. Namun demikian ada beberapa catatan yang perlu mendapatkan pembenahan di pilkada-pilkada dimasa yang akan datang.
2 hal yang perlu menjadi evaluasi agar pilkada di Wonogiri menjadi tambah bersinar yakni;
1. Peningkatan Partisipasi Masyarakat dengan Sosialisasi yang efektif dan tepat sasaran.
Problem partisipasi masyarakat merupakan masalah klasik yang terus terjadi di kabupaten Wonogiri.
Alasan yang biasa disampaikan adalah tingkat perantauan yang tinggi di kabupaten Wonogiri. Perantauan memang sudah lekat didaerah Wonogiri. Masyarakat desa secara turun temurun pergi merantau untuk mencari nafkah karena didaerah asal sulit mendapatkan lapangan pekerjaan.
Saat rakor dengan daerah lain, baik se provinsi jawa tengah maupun antar provinsi. Bakso Wonogiri diceritakan banyak menjamur di ruko-ruko tempat keramaian.
Tantangan lapangan pekerjaan mungkin perlu mendapatkan perhatian lebih di kabupaten Wonogiri terutama bagi bupati terlantik Setyo Sukarno-Imron Rizkiyarno. Dengan tersedianya lapangan pekerjaan, mungkin para pemuda ataupun orang tua, tidak perlu susah-susah pekerjaan diluar Wonogiri sehingga saat pilkada tingkat partisipasi masyarakat menjadi tinggi.
Selain karena perantauan yang tinggi, yang tidak kalah penting adalah sosialisasi yang efektif dan tepat sasaran.
Jangkauan sosialisasi mungkin perlu di tingkatkan dengan melibatkan komunitas atau segmen pemilih pemula, pemilih disabilitas, pemilih tua, kaum marginal, dan lain sebagainya.
Pendidikan pemilih yang dilakukan harus bisa memahamkan kepada peserta Pendidikan akan pentingnya mencoblos, apa dampak dari pemilihan pilkada bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Penambahan lokasi TPS sehingga pemilih lebih mudah menjangkau.
Efsiensi anggaran dengan memotong jumlah TPS dikabupaten Wonogiri sepertinya juga menyumbang penurunan angka partisipasi masyarakat pada pilkada tahun 2024. Memang untuk pilkada jumlah pemilih per TPS lebih besar dua kali lipat dari pemilu tahun 2024.
Pemilih per TPS untuk pemilu adalah 300 pemilih sedangkan pemilih per TPS saat pilkada tahun 2024 adalah 600 pemilih.
Dikabupaten Wonogiri jumlah TPS di pilkada tahun 2020 saat pandemi covid-19 berjumlah 2.023, sedangkan di pilkada tahun 2024 berjumlah 1903 pemilih.
Penurunan jumlah TPS dimungkinkan pemilih lebih jauh dari lokasi TPS. Dengan jauhnya lokasi TPS, memungkinkan para pemilih menjadi kurang antusias datang ke TPS.
Semoga dua hal tersebut dapat dioptimalkan di pilkada-pilkada yang akan datang dikabupaten Wonogiri.
No comments:
Post a Comment