Peristiwa isra’ mi’raj nabi Muhammad SAW merupakan tantangan
keimanan kita sebagai seorang muslim. Perjalanan dari masjidil Haram (Mekah) menuju
masjidil Aqsa (Pelestina) dan naiknya nabi Muhammad ke langit ke tujuh tidak masuk akal pikiran terutama kaum Quraisy pada saat itu.
Sebagai orang muslim kita harus percaya peristiwa
tersebut karena tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, seperti firmanya “kun fayakun”
yang di sebutkan dalam Al-Qur’an dibeberapa ayat Al-Qur'an, diantaranya:
Surat
Al-Baqarah ayat 117
بَدِيعُ
ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۖ وَإِذَا قَضَىٰٓ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ
كُن فَيَكُونُ
Badī'us-samāwāti
wal-arḍ, wa iżā qaḍā amran fa innamā yaqụlu lahụ kun fa yakụn.
Artinya:
"Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk
menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya:
"Jadilah!" Lalu jadilah ia".
Surat
Ali Imran ayat 47
قَالَتْ
رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِى وَلَدٌ وَلَمْ يَمْسَسْنِى بَشَرٌ ۖ قَالَ كَذَٰلِكِ
ٱللَّهُ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۚ إِذَا قَضَىٰٓ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ
كُن فَيَكُونُ
Qālat
rabbi annā yakụnu lī waladuw wa lam yamsasnī basyar, qāla każālikillāhu
yakhluqu mā yasyā, iżā qaḍā amran fa innamā yaqụlu lahụ kun fa yakụn.
Artinya:
"Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak,
padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun". Allah
berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa
yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah
hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia".
Surat
Ali Imran ayat 59
إِنَّ
مَثَلَ عِيسَىٰ عِندَ ٱللَّهِ كَمَثَلِ ءَادَمَ ۖ خَلَقَهُۥ مِن تُرَابٍ ثُمَّ
قَالَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ
Inna
maṡala 'īsā 'indallāhi kamaṡali ādam, khalaqahụ min turābin ṡumma qāla lahụ kun
fa yakụn.
Artinya:
"Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti
(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman
kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia".
Teknologi apa yang digunakan nabi Muhammad SAW dalam perjalanan isra’ mi’raj?. Dikutip dari NU Online, kendaraan yang digunakan nabi Muhammad SAW dalam peristiwa isra’ dan mi’raj adalah buraq. Sebuah kendaraan istimewa yang bisa berjalan secepat kilat.
Ketentuan tentang isra’ disebutkan dalam Al-Qur’an surat
Al’isra ayat 1 dan mi’raj disebutkan dalam Al-Qur’an suraj An-Najm ayat 13-18,
Berikut ini dasar isra' dan mi'raj;
Surat Al Isra' ayat 1
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Artinya: Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya) agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Surat Al-Najm ayat 13-18,
وَلَقَدْ رَآهُ نزلَةً أُخْرَى (13) عِنْدَ سِدْرَةِ
الْمُنْتَهَى (14) عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى (15) إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا
يَغْشَى (16) مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى (17) لَقَدْ رَأَى مِنْ آيَاتِ رَبِّهِ
الْكُبْرَى (18)
Artinya: Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat
Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil
Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika
Sidratilmuntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. Penglihatannya
(Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula)
melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan)
Tuhannya yang paling besar.
.
No comments:
Post a Comment